Kaidah Umum Yang Perlu Diketahui Terkait Tsulatsi Mujarrod

Ada beberapa kaidah tsulatsi mujarrod yang umum yang perlu antum ketahui :

  1. Hamzah washol – yakni pada hamzah washol yang bersambung dengan fi’il amr – Dari bab yang wazannya ُيَفْعِل dan ُيَفْعَل (sama saja apakah fi’il madhinya dari wazan فَعَلَ ataukah فَعِلَ) maka tidak lah hamzah washol itu kita tulis/sebutkan kecuali harokatnya kasrah.

    Contoh : اِضْرِبْ (idhrib), اِفْرِرْنَ (ifrirna), ارم (irmi), امنع (imna‘), احمد (ihmad), dan selainnya.

*Hamzah washol adalah = “Hamzah yang tampak diucapkan jika di awal kalimat, tetapi tembus (tidak tampak) jika disambung dengan huruf lain” contoh : اْسم (ismun) pada awal kata, dan إن اسما (Inna sman -bukan inna isman) pada pertengahan kata atau saat kita menyambungnya.

  1. Kemudian dari bab yang wazannya يَفْعُلُ (sama saja apakah madhinya dari wazan َفَعَل
    Atau فَعُلَ) maka tidak lah hamzah washol itu kita tulis/sebutkan kecuali harokatnya dhammah.

    Contoh = اُنْصُرْ (unshur), ارددن (urdhudna), ادع (ud’u), اشرف (usyruf), ارخ (urkhu), dan selainnya.
  2. Men jazm kan (men sukun kan) – fi’il mudharial mufrad al mudzakkar (laki laki tunggal) yang shahih akhirnya (tidak ada huruf illahnya) adalah dengan men sukun kannya.

    Contoh = ْتضرب (tadhrib) asalnya (saat tidak di sukun) adalah تضربُ (tadhribu).
  3. Men jazm kan – fi’il mudhari – yang mufrad mudzakkar mudha’af adalah dengan fathah.

    Contoh = تفرَّ (tafirro) asalnya adalah تفرُّ (tafirru).
  4. Men jazm kan al mufrad al mudzakkar al mu’tal al akhir (yang terakhirnya ada huruf illah yaitu اوي) adalah dengan menghapus akhirnya.

    Contoh = ترم (tarmi) asalnya adalah ترمي (tarmiy), dan يدع (yad’u) asalnya adalah يدعو (yad’uw), يرع (yar’a) asalnya adalah يرعى (yar’aa).
  5. Men jazm kan mutsanna (dua) dan jama‘ (banyak) laki laki, dan juga men jazm kan mufrad mu’annats (perempuan) mukhothobah (yang diajak bicara) adalah dengan menghapus nya.

    Contoh = تَضْرِبَا (tadhribaa) asalnya adalah تَضْرِبَانِ (tadhribaani) kemudian dihapus nunnya maka menjadilah تَضْرِبَا, dan تَضْرِبُوْا (tadhribuu) asalnya adalah تَضْرِبُوْنَ (tadhribuna), dan تَضْرِبِيْ (tadhribiy) asalnya adalah تَضْرِبِيْنَ (tadhribiina) dan juga selainnya.
  6. Isim az zaman ( kata benda yang menujukkan waktu) dan al makan (kata benda yang menunjukkan tempat) yang diambil dari dari bab yang fi’il mudhari’nya يفعل (yaf’ilu) (sama saja apakah fi’il madhi dari fi’il mudhari’ tadi dari kata فعل (fa’ala) atau kah فعل (fa’ila) itu ditulis dengan wazan (timbangan) مفعل (maf’ilun).
  7. Contoh = مضرب (madhribun), dan محسب (mashibun), dan lain lainnya
  8. Dan dari bab يفعل (yaf’ulu) dan يفعل (yaf’alu) (sama saja apakah fi’il madhinya فعل (fa’ala) atau فعل (fa’ila) atau فعل (fa’ula) adalah wazan مفعل (maf’alun)
  9. Contoh = منصر (mansharun), dan ممنع (mamna’un), dan محمد (mahmadun), dan lain lain
  10. Kecuali isim zaman (isim yang menunjukkan waktu) atau isim makan (isim yang menunjukkan tempat) almu’tal al awwal (fi’il yang awalnya/fa fi’il nya ada salah satu dari huruf illah/huruf penyakit yang tiga yaitu اوي) maka wazannya مفعِل (maf’ilun) dari seluruh bab bab yang ada,
  11. Contoh : موثِب (mautsibun), dan موضِع، dan lain-lain

Penulis : Abu Sarah dengan beberapa perubahan.

Yuk menjadi orang yang menyebarkan ilmu

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belajar bahasa arab GRATIS untuk PEMULA dari NOL. Daftar disini:

X
error: Content is protected !!